Pada pertandingan Liga Champions UEFA yang berlangsung pada Rabu, 6 November 2024, Paris Saint-Germain (PSG) harus menelan kekalahan pahit di kandang sendiri. Atletico madrid, dengan taktik pertahanan kuat dan serangan balik tajam, berhasil mengalahkan PSG dengan skor 2-1. Gol penentu kemenangan dicetak oleh Ángel Correa di menit ke-90+3, menyegel tiga poin penting bagi tim asuhan Diego Simeone.
Babak Pertama yang Sengit
Pertandingan ini dimulai dengan tempo cepat, di mana kedua tim langsung menunjukkan niat mereka untuk meraih kemenangan. PSG yang bermain di depan pendukungnya sendiri mencoba mengambil kendali permainan dengan menguasai bola lebih banyak sejak awal. Lini tengah PSG yang diisi oleh pemain-pemain muda berbakat seperti Warren Zaïre-Emery serta bintang-bintang senior seperti Ousmane Dembélé dan Kylian Mbappé terus menekan pertahanan Atletico.
Namun, pertahanan Atlético Madrid yang terkenal solid tetap bertahan dengan baik, meski PSG terus mendominasi di menit-menit awal. Kebuntuan akhirnya pecah pada menit ke-14 ketika Warren Zaïre-Emery berhasil mencetak gol pertama bagi PSG. Gol ini berasal dari assist yang sangat baik oleh Ousmane Dembélé, yang mampu memanfaatkan kelengahan pertahanan Atlético. Keunggulan awal ini membuat PSG semakin percaya diri.
Balasan Cepat dari Atletico madrid
Namun, kebahagiaan PSG tidak bertahan lama. Hanya empat menit setelah gol PSG, Atlético Madrid berhasil menyamakan kedudukan melalui gol Nahuel Molina pada menit ke-18. Molina yang berperan sebagai bek sayap menunjukkan ketajamannya dalam menyerang dengan memanfaatkan celah di lini belakang PSG. Gol ini lahir dari permainan rapi yang dibangun dari lini tengah, di mana Antoine Griezmann menjadi kreator serangan dengan umpan manisnya.
Gol balasan ini membuat pertandingan semakin seru, di mana kedua tim terus saling serang. PSG tetap mendominasi dalam hal penguasaan bola, namun pertahanan Atlético Madrid yang terorganisir dengan sangat baik, seperti yang biasa dilakukan tim asuhan Diego Simeone, membuat serangan-serangan PSG sering kali terhenti.
Baca Juga:
chelsea 8 0 noah dominasi tak terbantahkan
berita bola terbaru sorotan terkini
kabar terbaru liga 1 indonesia
prediksi kualifikasi piala dunia 2026 indonesia vs jepang
Babak Kedua: Intensitas dan Strategi yang Berubah
Memasuki babak kedua, intensitas pertandingan semakin meningkat. PSG terus mencari celah untuk mencetak gol kedua, namun Atlético Madrid yang dikenal sebagai tim dengan pertahanan solid, tidak mudah ditembus. Kylian Mbappé beberapa kali mencoba melakukan penetrasi dengan kecepatannya, namun penjagaan ketat dari bek-bek Atlético membuat ruang geraknya terbatas.
Di sisi lain, Atlético Madrid mulai menunjukkan ketajamannya dalam serangan balik. Antoine Griezmann yang menjadi otak serangan terus memberikan ancaman dengan umpan-umpan cerdasnya. Atlético tidak terlalu banyak menguasai bola, namun setiap kali mereka mendapatkan kesempatan, serangan mereka sangat berbahaya.
Pergantian pemain yang dilakukan oleh kedua pelatih juga sangat memengaruhi dinamika permainan. Diego Simeone memasukkan pemain-pemain segar untuk menambah energi dalam serangan balik, sementara PSG berusaha meningkatkan kreativitas di lini tengah dengan beberapa pergantian pemain.
Gol Menit Akhir Ángel Correa Menjadi Penentu
Saat pertandingan tampak akan berakhir dengan skor imbang 1-1, Atlético Madrid secara dramatis berhasil mencetak gol kedua pada menit-menit akhir pertandingan, tepatnya di menit ke-90+3. Ángel Correa, yang masuk sebagai pemain pengganti, berhasil mencatatkan namanya di papan skor. Gol ini lahir dari serangan balik cepat yang diinisiasi oleh Antoine Griezmann, yang lagi-lagi menjadi penyedia assist dengan umpan terobosan brilian.
Gol dari Correa ini menjadi pukulan telak bagi PSG yang sebelumnya berharap bisa setidaknya mengamankan satu poin di kandang sendiri. Meskipun PSG mencoba memberikan respons cepat dalam waktu tambahan yang tersisa, usaha mereka tidak membuahkan hasil hingga peluit akhir dibunyikan.
Analisis Pertandingan
Kekalahan PSG ini tentu saja mengecewakan, terutama karena mereka bermain di hadapan publik mereka sendiri. Meski sempat unggul lebih dahulu, ketidakefektifan dalam mempertahankan keunggulan dan memanfaatkan peluang membuat PSG harus menerima hasil pahit. Kelemahan PSG terlihat jelas dalam transisi bertahan, di mana serangan balik cepat Atlético Madrid sering kali tidak mampu dihentikan dengan baik oleh lini belakang PSG.
Ousmane Dembélé dan Warren Zaïre-Emery tampil cukup impresif di lini serang PSG, namun kombinasi mereka belum cukup untuk menaklukkan pertahanan rapat Atlético Madrid. Di sisi lain, Antoine Griezmann menunjukkan kelasnya sebagai playmaker dengan memberikan dua assist penting yang berbuah gol.
Diego Simeone, sebagai pelatih Atletico madrid, lagi-lagi menunjukkan kepiawaiannya dalam meramu taktik bertahan yang solid disertai serangan balik yang mematikan. Kemenangan ini bukan hanya memberikan tiga poin berharga bagi Atlético, namun juga memperlihatkan betapa disiplin dan terorganisirnya tim mereka dalam menghadapi tim-tim besar Eropa.
Implikasi Hasil Ini
Bagi PSG, kekalahan ini membuat langkah mereka semakin sulit di babak grup Liga Champions. Mereka harus segera bangkit dan memperbaiki kelemahan dalam pertahanan jika ingin tetap bersaing di kompetisi ini. Pelatih PSG, Luis Enrique, mungkin perlu mengevaluasi taktik dan pendekatan timnya, terutama dalam menghadapi lawan yang bermain dengan gaya bertahan seperti Atlético Madrid.
Di sisi lain, kemenangan ini semakin memperkuat posisi Atletico madrid di klasemen grup. Mereka kini semakin dekat untuk memastikan tempat di babak knockout Liga Champions. Performa solid Atlético dalam pertandingan ini menjadi bukti bahwa mereka masih menjadi salah satu tim paling tangguh di Eropa, terutama dengan kemampuan mereka dalam memanfaatkan peluang di saat-saat krusial.
Penutup
Pertandingan antara PSG dan Atlético Madrid ini memberikan tontonan seru dengan drama hingga menit-menit akhir. Kemenangan 2-1 bagi Atletico madrid menggarisbawahi betapa pentingnya disiplin pertahanan dan efektivitas serangan balik dalam sepak bola modern. PSG harus belajar dari kekalahan ini dan segera berbenah jika mereka ingin tetap bersaing di Liga Champions musim ini.